Beijing, Tiongkok (4): Mencuri Waktu untuk berWisata

Judul dari trip saya ke Beijing kali ini adalah mengikuti kongres, tapi ngga ada salahnya menyempatkan waktu untuk mengunjungi tempat wisata, pastinya yang jaraknya dekat, terletak didalam kota. Tempat2 wisata ini dapat di akses dengan transportasi umum, tetapi karena keterbatasan waktu, saya memilih menggunakan mobil sewa.

Zhizuyuan Park

Dikenal sebagai Purple Bamboo Garden, merupakan taman dengan luas hingga 117 hektar, terletak di jantung kota Beijing, tepatnya di distrik Haidian. Taman ini di desain cantik dengan perhatian utamanya adalah 2 pulau ditengah danau yang dihubungkan dengan jembatan berbentuk busur.

Arch Bridge

Terdapat banyak varietas dari pohon bambu yang konon salah satunya termasuk varietas paling langka, meskipun saya tidak menemukannya. Perhatian saya tertuju pada cantiknya bunga teratai di atas danau, yang (bila berminat) bisa dikelilingi dengan perahu.

Teratai dengan danau nya

Terdapat pula kafe untuk istirahat sambil menikmati secangkir kopi setelah lelah mengelilingi taman. Cantik dan hijau sekali taman ini, ngga heran banyak warga lokal yang sengaja datang untuk sekedar jalan2 atau berolahraga. Bila ingin mendapatkan info lebih lanjut, dapat di klik link ini.

Bird’s Nest dan Water Cube

Pada tahun 2008, Beijing berhasil menyelenggarakan Olimpiade Musim Panas untuk pertama kalinya. Kesuksesannya tidak lepas dari pemerintah yang membangun suatu kompleks olahraga dikenal dengan Olympic Park. Memiliki luas hingga 1.159 hektar, termasuk 315 hektar area hutan (Olympic Forrest), didalamnya terdapat 10 venue olahraga dengan pendukungnya, termasuk stadion utama dan kolam renang. Venue tempat saya mengikuti kongres (China National Convention Centre) juga terletak disini, alhamdulillah, menjadi lebih mudah untuk mengunjunginya. Kompleks ini mirip Senayan dengan Gelora bung Karno nya di Jakarta, tetapi dengan luas area jauh lebih besar. Tidak mungkin kita mengelilinginya dalam waktu terbatas, saya hanya mengunjungi area sentral dari taman ini, yaitu:

Stadion Utama (National Stadium)

Karena bentuknya menyerupai sangkar burung, stadion utama sepakbola ini dikenal sebagai Bird’s Nest. Penampakan dari luar sangat menarik dengan tata lampu eksentrik sehingga lebih indah bila mengunjunginya di malam hari. Stadion ini memiliki kapasitas hingga 91.000 orang, tempat dilaksanakannya acara pembukaan dan penutupan, serta final cabang olahraga sepakbola saat olimpiade berlangsung.

Bird’s Nest

National Aquatic Centre

Kolam renang tempat diselenggarakannya cabang olahraga renang dan loncat indah. Memiliki bentuk menyerupai kubus, dihiasi lampu di dindingnya yang di desain sebagai gelembung sabun, dapat berubah warna sehingga sangat cantik untuk dinikmati keindahannya pada malam hari.

Perubahan warna Water Cube

Saya mencoba mengabadikan keindahan kedua arsitektur diatas (lokasinya bersebelahan) dalam sebuah video dibawah ini (meski hasilnya tidak bagus karena hanya menggunakan handphone)

Tiananmen Square

Merupakan alun-alun terluas di seluruh dunia (*wikipedia), berlokasi di tengah kota Beijing, memiliki luas hingga 440.000 m2 dengan dimensi 800×500 m. Begitu terkenal karena sejarah nya yang panjang, termasuk kejadian kelam demonstrasi massal yang berubah menjadi tragedi berdarah di tahun 1989. Keamanannya sangat ketat, sebelum memasukinya, kita harus melewati pemeriksaan x-ray terhadap barang-barang yang kita bawa. Alun-alun ini akan ditutup pada pukul 16, sedangkan kami datang pukul 15.30. Jadilah kami harus melewati kunjungan kesini karena arah berbeda dengan tujuan utama Forbidden City (tutup pukul 17 dengan pembelian tiket terakhir pukul 16). Saya hanya mengabadikannya saat perjalanan pulang dalam video dibawah ini yang diambil dari jendela mobil dari jalan utama yang memisahkan Tiananmen Square dan Forbidden City.

Forbidden City

Merupakan kompleks istana yang digunakan pada jaman Dinasti Ming hingga Dinasti Qing di tahun 1420-1912 (*wikipedia). Pada tahun 1925, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk menjadikannya sebagai museum yang dinamakan Palace Museum, terdiri dari 980 bangunan dengan luas mencapai 72 hektar, dan menjadi rumah bagi ribuan artefak dan karya seni lainnya. Tempat ini dinobatkan sebagai World Heritage Site oleh UNESCO di tahun 1987. Tiket masuknya sebesar 60 RMB, dapat dibeli di loket pintu masuk atau online (lebih disarankan karena pembatasan jumlah pengunjung per hari).

Pengalaman unik bagi saya karena tempat ini begitu luas dengan jarak dari pintu masuk ke pintu keluar sekitar 2.5 km, dan kita harus berjalan kaki (pengelola membuat alur satu arah agar pengunjung tidak bertabrakan). Belum termasuk area taman (Jingshan Park) di sisi utara (setelah pintu keluar) dimana kita bisa menikmati keindahan Forbidden City dari ketinggian. Kami urung untuk mendaki ke taman ini karena akan tutup. Kami hanya menikmati arsitekturnya, mungkin akan lebih menarik bagi penikmat karya seni dan sejarah.

One thought on “Beijing, Tiongkok (4): Mencuri Waktu untuk berWisata

Leave a comment